5/06/2018

Tingkat Pendapatan penduduk di Asia pasifik

Ini adalah cerita lama, cerita saat saya belum lulus kuliah.
Pagi hari ini saya mendapatkan pesan instan dari teman saya, namanya sebut saja Amri. eksekutif muda yang bekerja di perusahaan jepang bergerak di alat-alat rumah tangga. Amri kebetulan sedang ada tugas di Semarang setelah promosi jabatan barunya, ia mengajak saya mengobrol.
"David, sekarang dimana"? saya menjawab "masih di Semarang aja". "vid, ngobrol yuk".

saya segera meng-iyakan ajakan Amri. Dengan senang hati saya meng-iyakan ajakan teman lama ini, lumayan bisa berbagi cerita. jadi tempat aktualisasi diri dimana saya dianggap "ada" di dunia. kami memutuskan ngobrol di sebuah mall kelas A di kota Semarang. tepatnya di kedai kopi yang harganya sangat konyol. saya tidak akan minum kopi disini kalau tidak dibayari. Amri bercerita bahwa karirnya sekarang menanjak drastis. dari awalnya hanya magang lalu direkrut menjadi staff, sekarang dia banyak menghabiskan waktu untuk memastikan retail di daerah telah melakukan aturan perusahaan dengan benar. kalau dulu waktunya banyak untuk keluarga, sekarang weekend dihabiskan di kota orang. seperti malam hari ini, mengobrol dengan saya sambil memandangi jalan Pemuda.

kami bercerita saat masih satu organisasi, kenangan yang selalu diceritakan saat bertemu kembali. terus menerus diceritakan namun kami tidak pernah bosan menceritakannya kembali. Sebuah cerita yang dibawakan untuk mengungkapkan rasa kangen (kami kaum adam gengsi berkata "aku kangen kamu"). Amri mengaku bahwa waktu bersama keluarga mulai berkurang.
"vid, kamu tau ngak? sekarang kerjaanku dinas melulu, jarang dirumah".
"asik dong, jalan-jalan mulu, sampai dapat GarudaMiles Gold. akomodasi juga pasti banyak".
"iya, akomodasi lumayan, cuman agak aneh aja menurutku vid, jabatan naik tapi penghargaannya naik sedikit doang. tanggung jawabnya bertambah berkali-kali lipat."

Kebanyakan orang merasa tabu membahas gaji, namun Amri merupakan teman lama saya, kami biasa mengobrol banyak hal. cerita ini saya angkat karena saya rasa cukup menarik. Apa Anda ingin naik pangkat? Siapa yang tidak ingin naik jabatan dalam bekerja? apa yang pertama kali Anda pikirkan bila Anda naik jabatan? 

mayoritas orang berpikir bahwa bila jabatannya naik, maka pendapatannya akan naik, sehingga mereka berlomba-lomba naik jabatan. jadi naik jabatannya bukan karena berkompeten, namun hanya ingin lebih sejahtera saja. hal ini menyebabkan individu menduduki jabatan tidak sesuai dengan time span mereka. terjadi overlap dan menyebabkan organisasi menjadi timpang. untuk memudahkan dalam memahami"level up", mari simak penjelasan berikut:
menambah ketrampilan dan pengetahuan merupakan tanggung jawab setiap individu, bukan merupakan tanggung jawab perusahaan. perusahaan hanya berusaha mengakomodasi kebutuhan karyawan. misalnya ada pelatihan yang bersinggungan dengan jam kerja. lalu perusahaan memberikan kompensasi pulang lebih awal supaya karyawan yang bersangkutan dapat mengikuti pelatihan tersebut. berapa banyak diantara kita yang mau ikut pelatihan bila dibayari oleh perusahaan? tidak mau mengeluarkan saku pribadi untuk membayar sebuah pelatihan? padahal ilmu dalam pelatihan akan mengendap dalam pikiran karyawan walaupun mereka keluar dari perusahaan yang membiayai mereka.
mengembangkan ketrampilan dan pengetahuan disebut juga dengan personal growth. personal growth dibagi menjadi 3 jenis, yaitu
  1. Leading: pengembangan individu yang diproyeksikan akan menduduki posisi lebih tinggi. misal akan diproyeksikan menjadi manajer, supervisor. perlu mengarahkan karyawan.
  2. broadening: personal growth yang diarahkan supaya seorang individu dapat menguasai beberapa keahlian. biasanya supaya karyawan tidak jenuh dengan pekerjaannya. memberikan variasi dalam bekerja, ganti pekerjaan namun grade kerjanya sama. bisa saja setelah menguasai semuanya akan naik jabatannya
  3. deepening: hanya memiliki satu keahlian namun sangat mendalam. biasanya diproyeksikan menjadi specialist/master. contohnya people and organization development specialist. tiap perusahaan memiliki sebutannya sendiri-sendiri.
trend di indonesia, bila naik jabatan maka kesejahteraannya akan naik, hal ini berbeda dengan jepang dan australia dimana pendapatan di berbagai jenjang tidak jauh berbeda. silahkan liat gambar diatas. hal ini menyebabkan karyawan tidak bernafsu untuk naik jabatan, namun efeknya adalah posisi atas diduduki oleh individu yang senior sehingga keputusan yang dibuat kadang ketinggalan zaman.

1 komentar:

Sigit mengatakan...

Blok goblok